Articles

Langkah Mudah Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi Jantung Paru

Bantuan Hidup Dasar (BHD), adalah sebuah penanganan awal yang dilakukan terhadap seseorang yang mengalami kondisi mengancam nyawa, sampai seseorang tersebut mendapatkan bantuan hidup lanjut oleh tenaga kesehatan.

Salah satu tindakan BHD adalah Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai cardiopulmonary resuscitation (CPR).1 Untuk mengetahui pentingnya CPR dan cara melakukannya simak artikel berikut

APA ITU CPR??

Prosedur CPR adalah sebuah kombinasi berbagai tindakan yang terdiri dari pijat jantung luar dan bantuan napas. CPR ini bertujuan untuk menyediakan sirkulasi dan pernapasan pada individu yang mengalami henti jantung.2

Mengapa CPR Penting untuk Dilakukan Segera?

Tujuan utama pelaksanaan CPR selain untuk mempertahankan kehidupan adalah untuk mengurangi penderitaan dan membatasi disabilitas atau kecacatan.3

Mengapa demikian? Dalam keadaan henti jantung, berbagai organ dan sel di dalam tubuh mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi karena jantung tidak memompa darah. Henti jantung sangat mungkin mengakibatkan kematian, terutama jika henti jantung berlangsung lebih dari 8 menit.

Source: Freepik

Selain itu, jika henti jantung berlangsung lebih dari 5 menit tanpa pertolongan, akan terjadi kerusakan otak yang dapat menimbulkan gangguan dan cacat permanen walaupun setelahnya nyawa korban dapat diselamatkan. Oleh karena itu, tindakan CPR penting untuk dilakukan secepat mungkin.4

Kapan CPR harus diberikan?

Dalam pelaksanaannya, keputusan untuk melakukan tindakan CPR seringkali hanya diambil dalam hitungan detik oleh penolong, sehingga penolong harus bereaksi secara cepat untuk segera memberikan CPR. Berikut adalah indikasi untuk memberikan CPR:3

  1. Korban mengalami pingsan mendadak, atau tidak merespons dan tidak bernapas.
  2. Tidak teraba nadi pada korban. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa pemeriksaan denyut nadi ini sulit untuk dilakukan dalam waktu cepat. Oleh karena itu, untuk penolong awam, pemeriksaan nadi tidak perlu dilakukan dan CPR dapat diberikan jika terdapat kriteria nomor 1.
Source: Freepik

Apa yang harus dilakukan sebelum memberikan CPR?

Sebelum melakukan CPR, ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:3,5,6

  • Pastikan situasi di sekitar anda dan korban aman.
    Jika lokasi tidak aman, misalnya di tengah jalan atau di tengah keramaian, pindahkan korban ke tepi, menjauh dari keramaian. Pastikan untuk memindahkan korban ke tempat dengan permukaan rata.
    Jika korban mengalami kecelakaan dan tidak sadarkan diri, jangan pindahkan korban akan tetapi tunggu tenaga kesehatan untuk memindahkan korban. Hal ini dikarenakan korban kecelakaan yang hilang kesadaran harus dicurigai mengalami cedera pada saraf leher. Cara pemindahan yang tidak benar dapat memperparah cedera leher yang berakibat kecacatan atau bahkan kematian.
    saraf leher. Cara pemindahan yang tidak benar dapat memperparah cedera leher yang berakibat kecacatan atau bahkan kematian.
Source: Freepik
  • Cek respons korban. Hal ini dilakukan dengan cara memanggil korban sembari menepuk-nepuk atau menggoyangkan korban.
  Source: Istockphoto
  • Apabila penderita tidak memberikan respons serta tidak bernapas atau bernapas tidak normal (gasping) maka penderita dianggap mengalami kejadian henti jantung dan langkah selanjutnya yang dilakukan adalah memanggil bantuan.
Source: Adobestock
  • Meminta bantuan dilakukan dengan cara menghubungi 119 atau rumah sakit terdekat. Sampaikan bahwa terdapat korban tidak sadarkan diri, curiga henti jantung, dan sampaikan pula lokasi anda
Source: Pexels
  • Jika terdapat orang lain di sekitar lokasi, minta orang tersebut untuk menghubungi 119 sementara anda bersiap untuk melakukan CPR.
  • Setelah meminta bantuan, tindakan selanjutnya adalah melakukan CPR.

Bagaimana cara memberikan CPR dengan baik?

Pertolongan CPR yang diberikan oleh orang awam dilaporkan dapat meningkatkan survival rate atau tingkat keselamatan korban sebesar 2x lipat.7 Selain itu, CPR yang diberikan dengan kualitas tinggi mampu meningkatkan peluang pulihnya kondisi otak sebesar 4x lipat.8

Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan CPR dengan kualitas tinggi atau high-quality CPR:3,5

  • Penolong berlutut di samping korban.
  • Penolong meletakkan tumit tangannya di bagian bawah tulang dada korban dan meletakkan tumit tangan yang lain di atas tangan yang pertama.
Source: Adam
  • Berikan kompresi dada dengan tekanan kuat dan berirama pada setengah bawah sternum (tulang dada).
  • Frekuensi pemberian kompresi dada adalah sebanyak 100 -120 kali per menit. Beberapa ahli menganjurkan orang awam yang baru belajar CPR untuk mendengarkan lagu dengan 100-120x ketukan/ menit karena hal tersebut dapat meningkatkan kualitas CPR yang dilakukan. Salah satu lagu yang paling populer adalah Stayin’ Alive yang dibawakan oleh grup musik Bee Gees.9
Source: Freepik
  • Untuk korban dewasa, kompresi dilakukan dengan kedalaman 5-6 cm.
  • Berikan kesempatan untuk dada mengembang atau relaksasi secara sempurna setiap selesai kompresi. Hal ini dilakukan dengan cara tidak memberikan beban pada dada korban di antara setiap kompresi.
Source: Deposiphotos
  • Kompresi dada dilakukan selama 5 siklus, dengan 1 siklus terdiri dari 30x kompresi dan 2x bantuan napas. Usahakan seminimal mungkin melakukan interupsi.
Source: Raisingchildren
  • Hindari pemberian napas bantuan yang berlebihan, maksimal adalah 2x bantuan napas setiap 1 kali siklus atau setelah 30 kompresi.
  • Setelah CPR selesai dilakukan 5 siklus, cek denyut nadi korban.  Apabila denyut nadi tidak teraba, lanjutkan CPR sampai bantuan datang. Apabila denyut nadi sudah teraba, CPR dapat dihentikan lalu posisikan pasien pada posisi pemulihan.
  • Langkah-langkah posisi pemulihan adalah sebagai berikut:
    • Korban tidur terlentang. Tangan kanan korban diluruskan di sisi kepala korban.
    • Tangan kiri korban ditekuk menyilang dada hingga posisi telapak tangan berada dibahu kanan korban.
    • Lutut kaki kiri korban ditekuk ke kanan.
Source: Adobestock

Kapan CPR dapat dihentikan?

CPR dapat dihentikan jika terdapat setidaknya salah satu kondisi berikut:5

  1. Kembalinya napas (korban bergerak spontan).
  2. Tindakan pertolongan dilanjutkan oleh tenaga kesehatan.
  3. Penolong terancam keselamatannya.
  4. Penolong kelelahan.

Bagaimana jika terdapat alat AED?

AED atau Automated External Defibrillator adalah sebuah alat portabel yang digunakan untuk menghantarkan kejut listrik secara otomatis. Alat ini mampu mendeteksi irama jantung dan memberikan kejut listrik berdasarkan irama tersebut. Dengan alat ini, penolong awam dapat memberikan pertolongan kejut listrik tanpa keahlian khusus dan tanpa kemampuan untuk membaca EKG.10

Source: istockphoto

Penggunaan AED dilaporkan dapat meningkatkan tingkat keselamatan korban dengan henti jantung sebesar 32.4%-49.5%. Oleh karena itu, jika di sekitar lokasi kejadian terdapat AED, penggunaannya sangat direkomendasikan untuk menolong korban henti jantung.11

Bagaimana cara menggunakan AED bersama dengan CPR?

Instrukti penggunaan AED tergantung dari masing-masing merk alat. Akan tetapi umumnya adalah sebagai berikut:3

  • Apabila terdapat korban tidak sadarkan diri yang memenuhi kriteria untuk diberikan CPR dan terdapat penolong lebih dari satu orang, penolong pertama segera melakukan CPR sambil penolong kedua segera mengaktifkan sistem gawat darurat dan mengambil AED.
Source: American Heart Association

  • Jika AED sudah tersedia, penolong kedua memasang AED dan penolong pertama tetap melakukan CPR.
  • Hidupkan AED dengan menekan sakelar ON atau beberapa alat dengan cara membuka tutup AED.
  • Pasang bantalan elektroda pada dada korban, 1 bantalan pada dada kanan atas dan 1 bantalan pada dada kiri bawah, sesuai dengan instruksi yang terdapat pada alat.
  • Setelah AED terpasang, penolong menghentikan CPR untuk sementara dan AED akan menganalisis irama jantung. Pastikan tidak ada penolong atau orang lain yang melakukan kontak fisik dengan korban.
  • Jika AED memberikan instruksi untuk shock atau memberikan kejut listrik, tekan tombol SHOCK. Jika AED tidak memberikan instruksi untuk shock, lanjutkan CPR.
  • Lanjutkan CPR hingga petugas kesehatan datang.

Bagaimana alur melakukan CPR?

Berikut adalah algoritma dan alur smelakukan tindakan CPR untuk penolong awam:

Bagaimana langkah sederhana melakukan CPR?

Berikut adalah ilustrasi mengenai langkah-langkah sederhana untuk melakukan CPR:

Keterangan: 

  • Lakukan CPR dengan: 
    • Kompresi pada ½ bawah tulang dada 
    • Frekuensi 100-120x/ menit 
    • Kedalaman kompresi 5-6 cm 
    • Relaksasi sempurna setelah kompresi 
    • 1 siklus: 30x kompresi, 2x bantuan napas 
    • Dilakukan 5 siklus 
  • Jika terdapat >1 penolong dan tersedia AED 
  • CPR dapat dihentikan apabila: Kembalinya napas (korban bergerak spontan), atau 
    • Tindakan pertolongan dilanjutkan oleh tenaga kesehatan, atau 
    • Penolong terancam keselamatannya, atau 
    • Penolong kelelahan 

Daftar Pustaka 

  1. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Buku Panduan Hidup Dasar. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta; 2018.
  2. Goyal A, Sciammarella JC, Cusick AS, Patel PH. Cardiopulmonary Resuscitation. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2023. Accessed August 23, 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470402/
  3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia. Panduan Kursus Bantuan Hidup Dasar. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia; 2021.
  4. Schlesinger SA. Cardiac Arrest and CPR -Heart and Blood Vessel Disorders. MSD Manual Consumer Version. Accessed August 23, 2023. https://www.msdmanuals.com/home/heart-and-blood-vessel-disorders/cardiac-arrest-and-cpr/cardiac-arrest-and-cpr
  5. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support and First Aid Training). Published 2022. Accessed August 24, 2023. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1241/bantuan-hidup-dasar-basic-life-support-and-first-aid-training
  6. Safety Sign Indonesia. Agar Aman, Jangan Sembarangan Memindahkan Korban Kecelakaan di Jalan Raya. Safety Sign Indonesia. Published October 5, 2020. Accessed August 25, 2023. https://safetysignindonesia.id/agar-aman-jangan-sembarangan-memindahkan-korban-kecelakaan-di-jalan-raya/
  7. American Heart Association. Guidelines for CPR and ECC. American Heart Association; 2020.
  8. Park HJ, Jeong WJ, Moon HJ, et al. Factors Associated with High-Quality Cardiopulmonary Resuscitation Performed by Bystander. Emerg Med Int. 2020;2020:8356201. doi:10.1155/2020/8356201
  9. Pellegrino JL, Vance J, Asselin N. The Value of Songs for Teaching and Learning Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) Competencies: A Systematic Review. Cureus. 13(5):e15053. doi:10.7759/cureus.15053
  10. American Heart Association. What Is an Automated External Defibrillator? Published online 2023.Accessed August 25, 2023. https://www.heart.org/-/media/files/health-topics/answers-by-heart/what-is-an-aed.pdf
  11. Bak MAR, Blom MT, Koster RW, Ploem MC. Resuscitation with an AED: putting the data to use. Neth Heart J. 2021;29(4):179-185. doi:10.1007/s12471-020-01504-z

Download artikel tentang Langkah Mudah Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi Jantung Paru

traveler
wisata 

×