Articles

Data Storytelling: Make Your Charts Speak for You

Kamis, 26 Agustus 2021 – LippoInsurance mengadakan webinar bagi karyawan internal yang berjudul Data Storytelling: Make Your Charts Speak for You bersama dr. Jessica sebagai pembicara dan I Gusti Bagus Wiradharma sebagai moderator.

Pembicara memulai materi dengan memaparkan fakta mencengangkan. Setiap hari, kita memproduksi 2.500.000.000.000.000.000 byte (2,5 kuintiliun/2,5 exabytes)  data yang cukup untuk mengisi 100 juta Blu-Ray Disc, jika ditumpuk setinggi 14 gunung Everest. Dengan perkembangan data yang begitu pesat, tentunya makin diperlukan kemampuan mengolah dan mempresentasikan data dengan baik.

Jika kita melihat balik dalam sejarah, data storytelling yang baik dapat menyelamatkan jiwa. Pada tahun 1854, terdapat wabah kolera di London. John Snow tidak sependapat dengan dokter dan peneliti yang menganggap penyakit ini disebabkan oleh udara kotor. Orang-orang tidak percaya tulisan John Snow sampai ia membuat visualisasi lokasi kasus untuk memudahkan pemahaman. Terbukti, hampir semua orang yang terkena kolera tinggal di dekat sumur air minum tercemar. Setelah hal ini terkuak, pegangan sumur tersebut dicopot dan angka kematian kolera menurun drastis.

Data storytelling adalah proses mengubah data menjadi value/nilai. Hal ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

  • Ekstraksi data mentah menjadi informasi
  • Pemrosesan informasi menjadi insight
  • Penyampaian insight kepada audiens, sehingga mereka dapat menentukan keputusan dan melakukan aksi yang memberikan value. Komunikasi yang efektif bertujuan agar audiens tertarik, memahami, mengingat, dan bertindak sesuai dengan insight yang disajikan.

Dalam mengolah informasi menjadi insight, diperlukan empat tahap berikut ini:

  • Building narrative

Tentukan metode yang akan digunakan; exploratory (analyzing and understanding) atau explanatory (communicating a specific story). Selain itu, kita perlu tahu siapa audiensnya, informasi apa yang kita ingin mereka pahami, bagaimana cara komunikasinya, serta bagaimana data dapat membantu kita mencapai poin utama.

  • Choosing the appropriate chart 

Sesuaikan jenis chart yang digunakan dengan topik dan tujuan presentasi. Dalam hal ini, ABELA’s chart type of hierarchy dapat digunakan sebagai panduan dasar. Empat kategori umum yang digunakan yaitu perbandingan, distribusi, komposisi, dan hubungan. Selain itu, terdapat beberapa metode lain seperti simple text, simple table, slope graph, dan heatmap.

  • Visual design

Pembicara meminta peserta untuk membandingkan beberapa grafik yang didesain dengan buruk dan baik. Hal ini memperlihatkan pentingnya aspek visual dalam kemudahan audiens menangkap informasi. Terdapat dua proses dalam mengintegrasikan unsur desain dalam informasi:

  • The Setup
    • Right data

Menentukan indikator, apakah dalam persen, rasio, selisih, rata-rata, atau yang lain.

  • Right visualization

Pemilihan bentuk grafik yang digunakan, seperti bulat, batang, dll

  • Right configuration

Menentukan grouping dalam penyajian grafik.

  • Polish
    • Remove noise

Mengurangi hal tidak esensial dalam grafik, seperti mengelompokkan data dalam kategori “others”, memisahkan data dalam grafik masing-masing jika terjadi overlapping, dan menghilangkan chartjunks (3D effect, dark gridlines, nonstrategic use of color, granular effect, artistic effect, overuse of labelling).  

  • Focus attention

Membantu audiens fokus ke informasi penting dengan beberapa teknik seperti memilih data foreground/background, menjelaskan tujuan grafik dalam judul, memberi keterangan, color contrast, dan preattentive attribute

  • Make approachable

Pastikan grafik lengkap dengan axis dan direct label agar audiens lebih mudah menginterpretasi grafik. Gunakan angka yang umum saja, seperti kelipatan 5, 10, atau bahkan 100. Selain label, perhatikan juga formatnya, seperti urutan data sebaiknya dari yang terbesar (bukan alfabet), aspek rasio, transparansi dan jitteringcolor polarity, color association, penempatan variabel bebas pada axis X, serta pemilihan direction dan starting position.

  • Instill trust

Hindari membuat grafik yang misleading. Pastikan grafik memiliki data yang akurat, jangan memulai grafik bukan dari nol (truncated axis), gunakan skala angka dan waktu dalam rangeyang tepat, jangan hanya menampilkan data sesuai keinginan kita (cherrypicking), hindari pengkategorian yang tidak sesuaidan jika menggunakan grafik bubble pastikan perbandingan berdasarkan luas area bukan diameter. 

  • Refine

Pembuatan grafik yang baik dan menarik diakhiri dengan beberapa pengecekan, meliputi:

  • Baca ulang presentasi secara keseluruhan
  • Hilangkan hal yang dapat menjadi distraksi
  • Gunakan white space dengan strategis
  • Posisikan setiap elemen dengan tepat
  • Memastikan ejaan, tata bahasa, dan perhitungan matematika
  • Konsultasi dengan orang lain jika diperlukan

Setelah materi disampaikan, beberapa peserta mengajukan pertanyaan dan dijawab dengan baik oleh pembicara. Melalui sesi ini, diharapkan peserta dapat mengeksplor kemampuan mereka dalam membuat grafik yang lebih baik, menarik, dan mudah dipahami.


Marcomm LippoInsurance

traveler
wisata 

×