Articles
Apa itu Cryptic Pregnancy? Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Kehamilan samar atau yang disebut juga dengan cryptic pregnancy adalah kondisi ketika ibu hamil tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil. Hal ini bisa terjadi apabila ibu tidak mengalami tanda-tanda kehamilan yang khas seperti pada umumnya, sehingga ia tidak menyadari dan mengabaikannya.
Cryptic pregnancy tentu perlu dikhawatirkan karena dapat membahayakan ibu maupun janin dalam kandungan. Lantas, apa yang menyebabkan ibu tidak menyadari kehamilannya? Mari simak penjelasan selengkapnya dalam ulasan berikut ini.
Apa itu Cryptic Pregnancy (Kehamilan Samar)?
Seperti yang telah disebutkan di atas, cryptic pregnancy adalah suatu kondisi saat seorang wanita tidak menyadari bahwa ia sedang mengandung janin di perutnya.
Biasanya, seseorang baru sadar bahwa dirinya hamil ketika usia kehamilannya sudah dekat dengan waktu persalinan, atau bahkan bisa saja sesaat sebelum melahirkan.
Kondisi ini sebenarnya cukup langka, sehingga tak heran jika kehamilan samar menjadi suatu fenomena yang membingungkan bagi para ibu. Bahkan penelitian dalamNational Library of Medicinemenyebutkan bahwa cryptic pregnancy terjadi pada 1 dari 475 kehamilan.

Cryptic pregnancy adalah kondisi yang mengkhawatirkan. Jika ibu tidak menyadari kehamilannya, ia tentu tidak akan melakukan pemeriksaan rutin kehamilan ke dokter spesialis kandungan atau menjaga gaya hidup serta pola makannya.
Ketidaksadaran itu bisa berisiko menyebabkan ibu dan janin dalam kandungan mengalami kekurangan nutrisi selama kehamilan.
Itulah alasannya mengapa kehamilan samar ini kerap memicu terjadinya kelahiran prematur.
Penyebab Cryptic Pregnancy
Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan seorang wanita tidak menyadari munculnya gejala atau tanda-tanda kehamilan, berikut adalah penjelasan detailnya.
1. Baru Melahirkan
Cryptic pregnancy bisa saja terjadi ketika ibu baru saja melahirkan, sehingga ia tidak menyadari adanya tanda-tanda kehamilan, seperti terlambat menstruasi. Di samping itu, aktivitas menyusui dan faktor hormonal lainnya diketahui dapat menunda ovulasi dan siklus menstruasi selama beberapa bulan sehingga membuat tanda-tanda kehamilan yang dialami sering dianggap sebagai pemulihan pascamelahirkan.
2. Perimenopause
Perimenopause adalah kondisi menjelang masa menopause, yaitu ketika menstruasi terjadi lebih jarang dan tidak beraturan, namun belum sampai berhenti total. Akibatnya, beberapa tanda kehamilan, seperti perubahan hormon dan kenaikan berat badan kerap diabaikan.

3. Menderita Sindrom Ovarium Polikistik
Penderita sindrom ovarium polikistik atau PCOS biasanya mempunyai siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal ini membuat wanita dengan PCOS bisa saja tidak sadar jika ia hamil, karena menganggap bahwa ketidakteraturan siklus menstruasi adalah gejala yang muncul dari penyakitnya tersebut.
4. Mengonsumsi Pil KB
Wanita yang mengonsumsi pil KB cenderung tidak percaya bahwa ia sedang hamil karena menganggap bahwa kehamilan tak mungkin terjadi jika sudah menggunakan pil KB atau kontrasepsi. Sehingga, sekalipun terdapat gejala atau tanda-tanda kehamilan, ia akan cenderung mengabaikannya.

Penting untuk diluruskan bahwa meski KB bertujuan untuk mencegah kehamilan, bukan berarti tidak ada kemungkinan untuk hamil sama sekali. Dalam beberapa kasus, kehamilan tetap bisa terjadi meski sudah mengonsumsi pil KB ataupun menggunakan alat kontrasepsi lainnya.
5. Stres
Terjadinya cryptic pregnancy juga bisa dipicu oleh kondisi stres karena merasa ketakutan akan kehamilan atau melahirkan. Selain itu, tekanan sosial dari lingkungan sekitar juga dapat membuat seseorang mengalami stres. Hal ini dapat menyebabkan gangguan hormonal pada tubuh, sehingga tanda-tanda kehamilan tidak disadari.

6. Kadar Lemak Tubuh Rendah
Perlu diketahui bahwa kadar lemak tubuh yang rendah dapat memengaruhi kesuburan wanita, hal ini biasanya ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Wanita dengan kondisi ini cenderung menganggap keterlambatan menstruasi sebagai hal yang normal, sehingga tidak sadar bahwa ia sedang hamil.
Tanda-Tanda Cryptic Pregnancy
Cryptic pregnancy adalah kondisi yang bermula dari tanda kehamilan yang muncul secara tidak jelas atau khas, sehingga cenderung disalahartikan atau diabaikan. Beberapa gejala atau tanda-tanda terjadinya cryptic pregnancy adalah sebagai berikut.
1. Terlambat Menstruasi
Beberapa wanita yang siklus menstruasinya tidak teratur sering kali menganggap telat menstruasi hingga 1–2 bulan adalah kondisi yang normal. Hal ini membuatnya tidak terpikir untuk melakukan tes kehamilan saat mengalami haid terlambat.
2. Gerakan Janin Tidak Terasa
Pergerakan janin biasanya akan terasa ketika usia kehamilan sudah mencapai sekitar 18–20 minggu. Namun, pergerakan janin ini mungkin saja kurang terasa apabila plasenta ibu terletak di sisi anterior (posisi plasenta ada di bagian depan dinding rahim dekat dengan permukaan perut).
3. Hasil Test Pack Negatif Palsu
Hal yang paling sering terjadi pada cryptic pregnancy adalah hasil test pack yang tidak akurat. Sehingga, alih-alih menunjukkan hasil positif, test pack tersebut justru menampilkan hasil negatif palsu.
Kesalahan tersebut bisa saja dipengaruhi oleh cara penggunaan alat test pack yang tidak tepat, seperti menggunakan alat test pack saat malam hari.
Pasalnya, alat tes kehamilan ini tidak dapat mendeteksi kadar hormon hCG saat malam hari.
Jadi, saat ingin melakukan tes kehamilan, sebaiknya lakukan berdasarkan anjuran cara pakai yang tertera pada kemasan alat test pack. Ibu juga bisa menggunakan beberapa merek alat test pack sekaligus agar hasilnya lebih meyakinkan.
Mengapa Cryptic Pregnancy Tidak Terdeteksi Saat Pemeriksaan Kehamilan?
Beberapa hal yang dapat menyebabkan cryptic pregnancy tidak terdeteksi saat pemeriksaan menggunakan alat test pack ataupun melalui USG abdomen adalah:
- Janin tidak berada di posisi yang normal. Normalnya, posisi janin menghadap ke belakang (ke arah punggung ibu), wajah dan badan miring ke satu sisi, dan posisi kepala menghadap ke arah jalan lahir.
- Kadar hormon hCG rendah, sehingga sulit atau sama sekali tidak terdeteksi dengan menggunakan alat test pack.
- Mesin USG yang digunakan untuk pemeriksaan mengalami gangguan teknis.

Komplikasi Cryptic Pregnancy
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi dari cryptic pregnancy adalah sebagai berikut:
- Gangguan pada tumbuh kembang janin akibat gaya hidup ibu hamil yang tidak dijaga dengan baik selama kehamilan.
- Komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional dan preeklampsia.
- Tidak bisa memantau pertumbuhan dan perkembangan janin secara berkala, terlebih jika ditemukan adanya masalah, karena tidak melakukan perawatan dan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis kandungan selama kehamilan.
- Janin tidak mendapatkan asupan gizi yang adekuat atau seharusnya, sehingga berisiko menyebabkan masalah kesehatan hingga cacat lahir.
Cara Mengatasi Cryptic Pregnancy
Penanganan cryptic pregnancy biasanya disesuaikan dengan usia kehamilan dan kondisi pada saat ibu hamil menyadari kehamilannya. Jika kehamilan sudah terdeteksi dalam beberapa bulan sebelum estimasi waktu persalinan, masih ada waktu untuk melakukan atau menyusul perawatan dan pemeriksaan kehamilan yang telah terlewatkan sebelumnya.
Demikian informasi seputar penyebab, gejala, risiko komplikasi, serta cara mengatasi Cryptic Pregnancy. Bila mengalami gejala yang dikeluhkan seperti ulasan diatas, segera konsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk mendapakan penanganan yang tepat.
Artikel ini bersumber dari siloamhospitals.com
Download artikel tentang “Apa itu Cryptic Pregnancy? Penyebab, Gejala, dan Penanganannya “
[Marketing Communication LGI]