Articles
Waspada, Varian Omicron!

Pandemi COVID-19 belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Varian baru COVID-19 Omicron muncul menjelang di penghujung tahun 2021. Masyarakat dunia harus bersiap menghadapi varian Omicron.
Varian “Omicron” hasil mutasi COVID-19, kini tengah menjadi perhatian serius oleh seluruh dunia termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Varian Omicron lebih dikenal sebagai varian B.1.1.529. Varian ini pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada 24 November 2021 dan diumumkan oleh WHO sebagai varian yang masuk dalam daftar perhatian atau variant of concern karena penularan yang lebih cepat dan berpotensi meningkatkan risiko kesehatan masyarakat secara global.
Dampaknya membuat beberapa negara terpaksa memperketat kembali status pembatasan sosial dan perjalanan lintas negara.
Pada 16 Desember 2021, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus pertama COVID-19 varian Omicron yang terdeteksi di Jakarta. Pemerintah Indonesia telah mengambil tindakan antisipasi terkait dengan penyebaran varian Omicron dengan wajib melakukan karantina selama 7 hari bagi pelaku perjalanan luar negeri di tempat karantina yang telah disediakan dan memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di beberapa daerah.
Karakteristik varian Omicron
Para peneliti masih melakukan kajian mendalam terhadap varian Omicron ini. Menurut penjelasan Prof. Tulio de Oliveira, direktur Center for Epidemic Response and Innovation di Afrika Selatan, varian Omicron memiliki mutasi yang tidak biasa dan sangat berbeda dari varian SARS-CoV-2 yang ada dan mempunyai 50 mutasi secara keseluruhan dan lebih dari 30 mutasi terjadi pada spike protein.
Dr. Ulrich Elling, ahli biologi molekuler Institute of Molecular Biotechnology di Wina, berpendapat bahwa infeksi varian Omicron mungkin 500 persen lebih menular daripada varian Delta.
Waspada dan jangan abaikan gejalanya
Menurut WHO, gejala COVID-19 varian Omicron yang paling umum adalah demam, batuk, kelelahan, dan sakit kepala. Meski risiko penularannya dianggap lebih tinggi, namun gejala yang ditimbulkan akibat varian Omicron ini diyakini lebih ringan dari varian COVID-19 lainnya. Menurut Dr. Angelique Coetzee, kepala asosiasi medis Afrika Selatan menjelaskan bahwa gejala varian Omicron sejauh ini ringan dan dapat dirawat secara mandiri di rumah.
Cara Penanganan
Belum ada pengobatan khusus dalam menangani pasien COVID-19 varian Omicron. Artinya, penanganan masih sama seperti pasien infeksi COVID-19 pada umumnya.
Menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan melakukan vaksinasi adalah upaya yang efektif untuk mengurangi risiko
tertular, mencegah keparahan dan kematian akibat infeksi COVID-19 termasuk varian Omicron.
Menjaga imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, minum air putih dalam jumlah cukup, olahraga teratur, serta istirahat yang cukup akan membantu Anda agar terhindar dari infeksi virus COVID-19.
References:
- Rokom. 2021. Kemenkes: Kasus Pertama Omicron di Indonesia Diduga dari WNI yang datang dari Nigeria. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211219/5339013/kasus-pertama-omicron-di-indonesia-diduga-dari-wni-yang-datang-dari-nigeria/, (19 Desember 2021).
- Satgas Penanganan COVID-19. 2021. https://covid19.go.id/artikel/2022/01/12/surat-keputusan-kasatgas-nomor-3-tahun-2022, (12 Januari 2022).
- Gallagher, James. 2021. Omicron: How worried should we be? https://www.bbc.com/news/health-59418127, (06 Desember 2021).
- Fabian Schmidt, Darko Janjevic. 2021. COVID: What we know about the omicron variant. https://www.dw.com/en/covid-what-we-know-about-the-omicron-variant/a-59948143, (26 November 2021).
- Mukherjee, Promit. 2021. S.African doctor says patients with Omicron variant have “veru mild” symptoms. https://www.reuters.com/world/africa/safrican-doctor-says-patients-with-omicron-variant-have-very-mild-symptoms-2021-11-28/, (29 November 2021).
- PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. 2021. Revisi: Protokol Tatalaksana COVID-19. Jakarta
Langkah pencegahan lainnya yang dapat Anda lakukan adalah menjaga kebersihan lingkungan, membuka jendela kamar secara berkala untuk menjaga sirkulasi udara tetap baik. Selalu terapkan perilaku 5M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) agar terhindar dari penyakit COVID-19.